Dia
selalu berusaha untuk menyembunyikan kegelisahannya. Baginya orang-orang itu
tidak akan pernah memperdulikan permasalahannya. Dia beranggapan jika
orang-orang akan berpura-pura simpatik padanya, tidak akan pernah tulus untuk
mendengarkan keluh kesahnya. Entahlah apa itu sebuah pemikiran yang terlalu
negatif, sepertinya dia tidak terlalu
mempercayai orang lain.
Hanya seseoranglah yang akan membuatnya berbicara
dan belajar untuk mepercayai tapi siapa?, dia bahkan tidak memiliki seorang
yang begitu dekat dengannya. Dan dia masih dalam situasi trauma tentang hal
mempercayai orang lain, yang dia pikirkan hanya hal negati tentang orang-orang.
Ketika
dia melamun terlihat jelas apa yang sedang mengeluti pikirannya, saat semua
orang mengabaikannya, matanya mulai berkaca-kaca seakan ingin menangis. Sangat
jelas tangisannya begitu dalam terlihat dari mimik wajah dan mata sayunya. Aku
ingin membantunya membebaskan dia dari kegelisahan,tapi bagaimana caranya aku
membantunya karna yang aku maksud DIA adalah AKU. L
Terlahir
dengan kepribadian tertutup bukanlah perkara mudah, aku harus mencari cara
untuk melampiasan kegelisahanku. Melalui diam, beralusinasi, berimajinasi semua
itu aku lakukan. Jika aku sudah mencapai batasnya aku mulai muak dan jenuh, yang
terpikirkan hanyalah cara instan. Sempat terpikir olehku untuk mengakhirinya
namun selalu saja gagal, ada saja seseorang yang mencoba sok perduli dengan ku.
Kini
aku ingin mengulur waktu tapi waktu selalu mengejarku, mendesakku untuk
berbicara. Seandainya saja semua bisa memahami bahwasanya aku adalah bisu dalam
hal mengungkapkan kegelisahan. Mungkin inilah wadah yang Tuhan berikan, sebuah
tempat penuturan kata-kata bagi orang yang tak bisa berbicara. Aku ingin
seperti mereka, jika merasa sedih bisa menangis bahkan tidak perlu untuk malu,
jika merasa gelisah bisa berbicara, jika merasa bahagia bisa tertawa. Dari
setiap hal itu yang dapat aku lakukan adalah menagis sendirian dalam diam.
Orang- orang selalu menganggap aku berbeda , aku sosok yang dingin dan susah ditebak.
itu semua penilaian mereka berdasarkan apa yang mereka lihat, aku katakan “tidak selamanya mata digunakan untuk melihat
terkadang kita harus merasakan untuk
melihat “
Aku
menginginkan seorang teman yang bisa membawaku untuk terus tertawa dalam sedih,
bukan teman yang memaksaku untuk terus bercerita tentang kegelisahanku. Tapi
teman yang meminjamkan bahunya untuk dibasahi dengan air mataku tanpa harus
bertanya kenapa aku begini!!!. namun banyak sekali didunia ini orang yang ingin
tahu. Terdengar aneh memang penuturanku, mana ada orang yang membiarkan
seseorang tiba-tiba menangis membasahi bahunya. Kecuali orang itu mengerti
bahasa tubuh. Entahlah,....
Sepertinya
aku lah seseorang yang berbeda tersisa didunia ini, berbeda dalam hal
kepribadian. Aku takut jika karna sifat ini membuat orang merasa terganggu dan
takut untuk mendekatiku. Aku sendiri juga tidak menginginkan hal ini. Tapi
inilah takdir yang harus aku jalani.Dan ketakutan terbesar yang selalu
menghantuiku jika orang-orang disekitarku mulai mengabaikanku.
Selama
ini aku terus mencari teman yang bisa membebaskanku, tapi belum aku temui sampai
detik ini. Dulu aku sangat berharap dia lah yang akan membawaku keluar dari kegelisahan
tapi yang aku terima sangat jauh dari pengharapan, bukanya membebaskan tapi menambahkan
luka dalam kegelisahan, bahkan menghilangkan rasa kepercayaan.
Aku
mohon bantu aku keluar dari kegelisahan dan bebaskan dari perbedaan, ajarkan
aku cara terbuka dalam hal sikap, dan kembalikan rasa kepercayaan ku.
****