Minggu, 16 November 2014

DIA adalah AKU


Dia selalu berusaha untuk menyembunyikan kegelisahannya. Baginya orang-orang itu tidak akan pernah memperdulikan permasalahannya. Dia beranggapan jika orang-orang akan berpura-pura simpatik padanya, tidak akan pernah tulus untuk mendengarkan keluh kesahnya. Entahlah apa itu sebuah pemikiran yang terlalu negatif,  sepertinya dia tidak terlalu mempercayai orang lain.
 Hanya seseoranglah yang akan membuatnya berbicara dan belajar untuk mepercayai tapi siapa?, dia bahkan tidak memiliki seorang yang begitu dekat dengannya. Dan dia masih dalam situasi trauma tentang hal mempercayai orang lain, yang dia pikirkan hanya hal negati tentang orang-orang.
Ketika dia melamun terlihat jelas apa yang sedang mengeluti pikirannya, saat semua orang mengabaikannya, matanya mulai berkaca-kaca seakan ingin menangis. Sangat jelas tangisannya begitu dalam terlihat dari mimik wajah dan mata sayunya. Aku ingin membantunya membebaskan dia dari kegelisahan,tapi bagaimana caranya aku membantunya karna yang aku maksud DIA adalah AKU. L
Terlahir dengan kepribadian tertutup bukanlah perkara mudah, aku harus mencari cara untuk melampiasan kegelisahanku. Melalui diam, beralusinasi, berimajinasi semua itu aku lakukan. Jika aku sudah mencapai batasnya aku mulai muak dan jenuh, yang terpikirkan hanyalah cara instan. Sempat terpikir olehku untuk mengakhirinya namun selalu saja gagal, ada saja seseorang yang mencoba sok perduli dengan ku.
Kini aku ingin mengulur waktu tapi waktu selalu mengejarku, mendesakku untuk berbicara. Seandainya saja semua bisa memahami bahwasanya aku adalah bisu dalam hal mengungkapkan kegelisahan. Mungkin inilah wadah yang Tuhan berikan, sebuah tempat penuturan kata-kata bagi orang yang tak bisa berbicara. Aku ingin seperti mereka, jika merasa sedih bisa menangis bahkan tidak perlu untuk malu, jika merasa gelisah bisa berbicara, jika merasa bahagia bisa tertawa. Dari setiap hal itu yang dapat aku lakukan adalah menagis sendirian dalam diam. Orang- orang selalu menganggap aku berbeda , aku sosok yang dingin dan susah ditebak. itu semua penilaian mereka berdasarkan apa yang mereka lihat, aku katakan “tidak selamanya mata digunakan untuk melihat terkadang kita harus merasakan untuk melihat 
Aku menginginkan seorang teman yang bisa membawaku untuk terus tertawa dalam sedih, bukan teman yang memaksaku untuk terus bercerita tentang kegelisahanku. Tapi teman yang meminjamkan bahunya untuk dibasahi dengan air mataku tanpa harus bertanya kenapa aku begini!!!. namun banyak sekali didunia ini orang yang ingin tahu. Terdengar aneh memang penuturanku, mana ada orang yang membiarkan seseorang tiba-tiba menangis membasahi bahunya. Kecuali orang itu mengerti bahasa tubuh. Entahlah,....
Sepertinya aku lah seseorang yang berbeda tersisa didunia ini, berbeda dalam hal kepribadian. Aku takut jika karna sifat ini membuat orang merasa terganggu dan takut untuk mendekatiku. Aku sendiri juga tidak menginginkan hal ini. Tapi inilah takdir yang harus aku jalani.Dan ketakutan terbesar yang selalu menghantuiku jika orang-orang disekitarku mulai mengabaikanku.
Selama ini aku terus mencari teman yang bisa membebaskanku, tapi belum aku temui sampai detik ini. Dulu aku sangat berharap dia lah yang akan membawaku keluar dari kegelisahan tapi yang aku terima sangat jauh dari pengharapan, bukanya membebaskan tapi menambahkan luka dalam kegelisahan, bahkan menghilangkan rasa kepercayaan.
Aku mohon bantu aku keluar dari kegelisahan dan bebaskan dari perbedaan, ajarkan aku cara terbuka dalam hal sikap, dan kembalikan rasa kepercayaan ku.
****

Menjadi orang tua

Maa, kini tidur ku tak lagi nyenyak seperti dulu. Maa, kini ku sering terjaga di sepanjang malam ku. Maa, kini ku rasakan kepani...