Kamis, 01 Januari 2015

ENTAHLAH.,...

Terkadang ketika beban pikiranku begitu banyak aku akan lari pada sebuah tangisan, saat kesempatan untuk menangisi tak ada, Aku akan marah kepada siapa saja yang menyapaku hari itu, tak peduli siapa dia saat itu aku benar emosi. Namun marah tidaklah puas untuk lepaskan bebanku disaat situasi tidak mengizinkan untuk menangis, lalu kemarahan tidak membuatku merasa puas ..Aku akan lari untuk melukai diri ini. Rasa sakit itu akan lengkap jika fisik ikut terluka, perihnya mungkin tidak akan terasa saat aku merasa keki dengan hidup ini, tapi setelah aku merasa puas baru luka terasa perih . Entahlah aku hanya bisa tertawa dengan ini, .

Jika menangis adalah hal percuma, marah-marah juga percuma, tapi tidak jika aku melukai diri ini tak akan terasa percuma, karna dia membekas . Saat aku berada ditingkat emosi tertinggi , aku malas melontarkan kata-kata yang aku lakukan untuk puaskan hanya merusak semua benda yang ada didekatku. Hidup ku begitu keras, pernah ada seorang lelaki berkata kalau aku perempuan yang kasar dan sensitif. Ingin aku memukulinya dengan kepalan tangan ini, karna aku tidak suka beradu argumen saat marah ,  tanpa aku sadari ucapanku akan lebih menyakiti ketika marah, lebih baik aku menahan dan melampiaskan ke benda lain.

Sampai saat ini masih ku ingat ucapan lelaki itu, benarkah aku perempuan yang kasar. Padahal aku tidak pernah melukainya dengan tangan ku, aku hanya melukai diriku saat aku kesal. :( 

Menikmati susana Pantai

Menikmati keindahan pantai disore hari membuat jiwa ini merasa damai walau seringkali badai kehidupan menggoyahkan semangatku untuk terus bertahan dari derita hidup yang tak pernah usai. Kini ku nikmati kesendiran ditepi pantai sembari mencari inspirasi untuk mengisi kekosangan hati yang tlah lama tak berseni. Angin pantai menyapu helai rambutku dengan lembut, ombak-ombak berteriak kegirangan membasahi butiran pasir putih. Ku alihkan pandanganku pada sepasang anak manusia yang sedang di mabuk gelora asmara ,senangnya melihat mereka yang akur seperti sepasang romeo dan juliet ehehe. Sementara aku disini menguntit mereka sambil menuliskan cerita indah disore ini. Ketika ku alihkan mata ini pada sebuah pulau diseberang sana, kilauan air laut membuatku takjub akan kuasa Tuhan. Bunga-bunga yang bermekaran dipasir ikut melengkapi indahnya alam semesta ini. Sekarang aku mulai gelisah , oh tidak jangan biarkan aku gelisah . tujuan ku kemari untuk menghempaskan kehampaan bukan untuk menambah deretan pedih itu. Matahari semakin dekat, rasa panas mulai merasuki jiwaku yang seharian tadi membeku. Aku mulai kebingungan, apa yang harus aku lakukan sekarang, terkadang aku terlalu menuruti hasrat ini untuk menyendiri sampai akhirnya membuatku ketakutan. seandainya aku mampu untuk mengubah kebiasaan ini. Perlahan semua akan berakhir, haruskah aku katakan waktu lagi yang akan menentukan ehehe. Berat hati ini untuk ungkapkan kalau waktu lagi yang akan menguasai.Bicara soal waktu dan waktu membuat mata ku berkaca-kaca rasa ingin menangis tapi rasa malu lebih kuat hari ini karna banyaknya orang yang berada di sekitaran pantai, Kini aku hanya bisa menanti hujan turun saat itu aku bisa menangis dalam hujan jadi tak ada seorangpun yang tau kalau aku menangis , aku bisa bebohong yang membasahi pipi adalah air hujan dan membuat mataku merah :)

***
Semakin sore banyak saja orang yang berkunjung kemari, kosentrasiku jadi buyar. Bingung harus bercerita tentang apa, 

Menjadi orang tua

Maa, kini tidur ku tak lagi nyenyak seperti dulu. Maa, kini ku sering terjaga di sepanjang malam ku. Maa, kini ku rasakan kepani...