Maa, kini ku mengerti betapa lelahnya dirimu mengurusi ku. Maa, kini tau betapa sedihnya dirimu saat aku sakit.
Maa, ku rasakan lelah mu mengasuh ku.
Tapi maa, mengapa kau begitu sangat cepat pergi meninggalkan aku. Tidakkah engkau ingat, dahulu sering kali menyuruhku untuk menikah dan berikan malaikat lucu untuk mu.
Lalu, mengapa kau tinggalkan aku disaat malaikat itu baru seratus hari ku lahir kan.
Tidakkah kau bahagia?
Ataukah kau ingin mengalah?
Menyerahkan sisa dunia untuk cucu mu?
Maa, kini ku telah lahir kan dua orang malaikat lucu.
Aku janji akan selalu mengenalkan mu pada mereka lewat cerita ku tentang mu.
Akan aku ajak mereka mengunjungi rumah mu.
Maa, maafkan aku yang tak bisa bahagiakan mu di saat hari itu.