Senja menjelang malam, aku masih
setia menatap layar monitor, jari jari ku sibu meloncat-loncata diantaran
kotak-kotak huruf abjat yang menempel dikeyboard. Begitu banyak versi laporan
yang mesti aku selesaikan malam ini, karna esok aku berencana untuk tidak masuk
kerja . Sudah seminggu ini selalu pulang malam, pindahan kantor membuat semua
yang berantakan harus dirapikan. Belum lagi pending laporan.
Ketika aku sendirian dilantai
satu, mengejakan laporan sementara teman ku fikra memperbaiki kunci mobil yang harus diganti karna dia lupa menaruh
konci mobil. Semua kejadian aneh itu berawal sejak tadi pagi, si bos yang
biasanya menaruh kunci mobil di dalam box file dimeja kerjaku, sekarang dia
tidak menemukan kunci mobilnya, aku meyakini kalau sbos benar menyimpan konci
mobil itu didalam box file itu, walaupun dia pelupa dia selalu berusaha untuk
menaruh sesuatu itu ditempat yg sama biar dia tidak lupa. Namun kenyataannya
konci itu berpindah di dalam box file yang berada di etalase luar.
Dan sekarang ketika semua hendak
pulang, konci mobil hilang lagi , aku dan yang lain sudah membantu menencarinya
tapi tidak ketemu , akhirnya fikra memutuskan untuk membawa tukang ahli konci,
sekarang dia lagi memperbaiki konci mobil sementara aku masih sibuk dg laporan
yang notabene angka-angka.
Setelah menunaikan ibadah sholat
maghrib aku pun bergegas duduk di korsi meja kerjaku, jari-jariku sudah tidak
tahan untuk mehentakkan kekesalannya pada keyboard yg sedari tadi ia geluti.
Ketika aku ingin mengecek expired vocher dan kartu tiba-tiba aku mendengar
suara jatuhan triplek , aku pun langsung menjugu gudang yg tepat berada
dibelkang lemari besi, tak kutemukan adanya triplek yang terjatuh dan bahkan
disana juga tidak ada tumpukan triplek yang berada diatas dus hanya bersandar pada
dinding dus yg masih berdiri rapi. Aku yakin suara itu dari lantai atas . karna
banyaknya laporan yg harus aku kejar malam ini membuatku mengabaikannya.
Aku spontan saja melanjutkan
ketikanku, pertanda aneh itu hadir lagi, lampu diruangan mengedip layaknya
difilm horor, sekali dua kali aku menanggapi mungkin daya listrik yg tidak
kuat, atau mungkin karna listrik yg tidak stabil, disisi lain otakku berpikir,
tidak stabil darimananya, sementara yg hidup Cuma satu komputer , sementara
dipagi hari lampu kantor juga hidup,AC,komputer 3, kipas angin, dan air.
Sangghup daya listriknya.
Karna kesibukkan membuatku mengabaikannya, dia
sepertinya marah lampu itu mulai lagi mengedip menyala lalu mengedip berulang
kali, aku hanya bisa menelan air ludah dan jantungku berdegup lebih cepat ,
ingin berlari keluar namun aku merasa malas, kucoba ambil HP menghubungi fikra
untuk masuk menemaniku , tiba-tiba saja pulsa habis, padahal pulsanya baru
diisi tadi sore, aku pun mencoba menghubunginya lagi namu HP ku mendadak hang, aku
terus berusah menghubunginya sampai akhirnya aku bisa , dan sialnya fikra
meninggalkan HP nya. Rasa takutku semakin menjadi dikarnakan lampu terus saja
mengedip ngedip, akupun berlari keluar, berteriak memanggil fikra, dan membawa
dia kedalam.
aku dan fikra kembali keruangan kerja, lampu
itu kembali normal , hal aneh terjadi lagi sekitar 5 menit kemudian dia
mengedip lagi, aku semakin ketakutan mencoba menyembunyikan rasa takut, agar
fikra tidak berpikir aneh-aneh, namun percuma setelah itu lampunya mendadak
mati. Aku dan fikra pun saling menatap mata, mencoba menduga-duga dg apa yg dia
pikirkan. Aku tahu fikra ketakutan dia sepertinya mencoba menyembunyikan rasa
takutnya , akupun sudah tidak tahan lagi, raut wajahku semakin terlihat jelas
bahwa aku ketakutan. Akhirnya laporanku selesai . tanpa basa-basi aku langsung
berkemas keluar dari kantor yg
menyeramkan ini. Sesampai diluar aku baru menceritakan tentang keanehan yg aku
alami sedari tadi ketika fikra berada diluar. Akhirnya dia buka mulut bahwa
sebenarnya kantor ini memang ada penunggunya, dia dapat cerita dari ibu kantin
sebelah, berdasarkan cerita yg sebenarnya aku tidak ingin tahu, selain itu
kantor ini sudah dua tahun tidak dihuni manusia wajar saja banyak hal aneh yg
terjadi.
Sialnya, si bos tau sebenarnya
cerita tentang kantor ini, pantas saja dia begitu buru-buru turun dari lantai
2, sampai-sampai laptopnya dibiarkan di letakan di kursi tamu dan pergi pulang
begitu saja. Dia mengakui karna baca PM BBM aku, yg curhat tentang kisah horor
dikantor. Ternyata dia udah dikasih tau ibuk kantin waktu pulang tadi.
Pengalaman mistis dikantor baru,
lebih seram dibanding kisah horor di kantor lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar